Pentingnya mengenal dosa-dosa besar

[8:04PM, 3/28/2015] Dewi: Malam ini, Judul Materi nya sangat menarik lho ukh,  yaitu : PENTINGNYA MENGENALI DOSA-DOSA BESAR
[8:04PM, 3/28/2015] Dewi: Mari kita bertafakur sejenak ukh,  siapakah didunia ini yg tdk pernah berbuat dosa?
[8:06PM, 3/28/2015] Dewi: Mari kita melihat, apa yang Allah katakan dlm Al Qur’an tentang dosa-dosa tersebut
[8:10PM, 3/28/2015] Dewi: Menurut Ibnu Abbas, jumlah tujuh puluh lebih mendekati kebenaran daripada tujuh. Ibnu Abbas telah berkata benar-demi Allah. Hadits di atas tidaklah membatasi jumlah dosa besar. Bahkan, dalil yang ada menegaskan bahwa barangsiapa melakukan satu dari dosa-dosa yang terdapat hukuman hudud di dunia, seperti membunuh, berzina, dan mencuri (terdapat ancaman siksa dan murka Allah di akhirat. Pelakunya pun dilaknat melalui lisan Nabi Muhammad) maka hal itu dinamakan Kabair (dosa-dosa besar). Termasuk kesepakatan bahwa sebagian dosa-dosa besar lebih besar dari sebagian yang lain.
[8:10PM, 3/28/2015] Dewi: Kemudian dalam surat an-Najm ayat 32 :
الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الإثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلا اللَّمَمَ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ
32.  (yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Rabbmu Maha luas ampunanNya…”
[8:10PM, 3/28/2015] Dewi: Nabi bersabda :
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِر
“Shalat lima waktu dan shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya selama tidak melakukan dosa besar.”
[8:10PM, 3/28/2015] Dewi: Allah berfirman dalam surat an-Nisa’ ayat 31 :
إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا
31.  Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).
Dengan nash ayat ini, Allah menjamin orang yang menjauhi dosa-dosa besar ntuk memasukkannya ke dalam Surga.
[8:10PM, 3/28/2015] Dewi: Allah berfirman dalam surat asy-Syura ayat 37 :
وَالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ
37.  Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan- perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf
[8:10PM, 3/28/2015] Dewi: Ikhwati rahimani warohimakumullah….

Karena itu, kita wajib mengetahui dosa-dosa besar. Hal ini bertujuan agar seorang Muslim dapat menghindarinya.

Para ulama berselisih pendapat mengenai jumlahnya. Sebagian ada yang berpendapat jumlahnya tujuh dan ada yang berpendapat lebih dari itu. Berdasarkan hadits Nabi yang berbunyi,”Jauhilah oleh kalian tujuh dosa yang membinasakan …”(HR. Bukhari dan Muslim). Di dalamnya disebutkan : syirik, sihir, membunuh jiwa yang haram untuk dibunuh, memakan harta anak yatim, memakan harta riba, lari (kabur) dari medan perang, dan menuduh wanita Muslimah baik-baik berzina.
[8:11PM, 3/28/2015] Dewi: Tidakkah Ukhtifillah melihat bahwa Nabi mengkategorikan syirik termasuk dosa besar? Karena pelakunya kekal di Neraka dan tidak diampuni selama-lamanya.

Allah berfirman dalam surat an-Nisa ayat 48 :
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
48.  Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya,…”

Dia juga berfirman dalam surat al-Maidah ayat 72 :
…… إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ…
72. “…..Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,…”
[8:11PM, 3/28/2015] Dewi: Karena itu, nash-nash yang ada perlu dikompromikan.

Nabi bersabda,”maukah aku beri tahukan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar?” Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali.

Para Shahabat berkata,”Mau, wahai Rasulullah.”

Beliau bersabda,”Yaitu syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua.” Semula beliau duduk bersandar, lalu beliau duduk dengan tegak seraya melanjutkan sabdanya,”Juga perkataan dusta.”

Beliau terus mengulanginya hingga kami berkata,”Semoga beliau diam.” (HR. Muttafaq ‘alaih)
[8:12PM, 3/28/2015] Dewi: Dalam hadits di atas Nabi menjelaskan bahwa PERKATAAN DUSTA dan DURHAKA KEPADA ORANG TUA termasuk kategori dosa paling besar. Namun, keduanya tidak disebutkan dalam hadits mengenai tujuh dosa yang menyebabkan kebinasaan.
[8:12PM, 3/28/2015] Dewi: Ikhwati rahimani warohimakumullah….

Pada kesempatan ini akan kami sampaikan tujuh puluh lebih dosa-dosa besar yang telah ditulis oleh Imam Adz-Dzahabi, dalam kitabnya Al-Kabair.

Akan tetapi tidak kami jelaskan satu persatu karena tidak mencukupi untuk dibahas pada kesempatan ini. Jika ingin mengetahui penjelasannya segera miliki bukunya karena apa yang kami sampaikan mengambil dari kitab tersebut.
[8:13PM, 3/28/2015] Dewi: Berikut daftar dosa-dosa besar :

1. Syirik
2. Membunuh
3. Sihir
4. Meninggalkan Shalat
5. Enggan mengeluarkan zakat
6. Durhaka kepada orang tua
7. Memakan harta riba
8. Memakan harta anak yatim
9. Dusta atas nama Nabi
10. Tidak berpuasa tanpa uzur
11. Lari dari medan perang
12. Zina
13. Pemimpin yang zhalim
14. Minum khamer
15. Sombong
16. Kesaksian palsu
17. Homoseksual
18. Menuduh berzina
19. Menggelapkan hak milik umum
20. Korupsi
21. Mencuri
22. Merampok
23. Sumpah palsu
24. Berdusta
25. Bunuh diri
26. Penguasa dan hakim yang jahat
27. Lalai mendidik dan mengawasi anak-istri
28. Wanita menyerupai laki-laki dan sebaliknya
29. Nikah muhallil dan muhallal lahu
30. Memakan bangkai, darah dan daging babi
31. Tidak bersuci setelah buang air kecil
32. Pungutan liar
33. Riya’
34. Berkhianat
35. Menyembunyikan dan menyalahgunakan ilmu agama
36. Mengungkit pemberian
37. Tidak percaya takdir
38. Menguping rahasia orang
39. Tukang laknat
40. Mengkhianati janji
41. Percaya dukun dan ilmu nujum
42. Durhaka kepada suami
43. Memutus tali silaturrahmi
44. Melukis dan mematung
45. Mengadu domba
46. Meratap dan menampar muka saat melayat
47. Mencaci maki nasab
48. Melampui batas
49. Memberontak dan mengkafirkan tanpa alasan yang dibenarkan
50. Menyakiti dan menghina Muslimin
51. Menyakiti wali Allah
52. Memanjangkan celana melebihi mata kaki (Isbal)
53. Laki-laki mengenakan sutra dan emas
54. Budak yang melarikan diri dari tuannya
55. Menyembelih hewan untuk selain Allah
56. Mengubah batas tanah
57. Mencela Shahabat Nabi
58. Mencela orang Anshar
59. Menyeru kepada kesesatan
60. Menyambung rambut, mengukir gigi dan tato
61. Menodongkan senjata kepada saudaranya
62. Menasabkan diri kepada selain Ayah kandung
63. Tathayyur
64. Mekan dan minum dengan bejana emas dan perak
65. Debat kusir (Mira’)
66. Menzalimi budak
67. Mencurangi timbangan dan takaran
68. Merasa aman dari ancaman Allah
69. Berputus asa dari rahmat Allah
70. Enggan berterima kasih
71. Menahan  kelebihan air
72. Memberi tanda di muka binatang
73. Judi
74. Melakukan kejahatan di Masjidil haram
75. Meninggalakan Shalat Jum’at
76. Musuh dalam selimut
[8:13PM, 3/28/2015] Dewi: Ikhwati rahimani warohimakumullah….

Ada hal penting lagi selain mengenali dosa-dosa besar, yaitu dosa-dosa kecil yang sering dilakukan. Karena jika dosa-dosa kecil dilakukan terus-menerus akan membuatnya menjadi dosa besar. Hal ini belum termasuk dengan apa yang terbetik di dalam hati yang menyertai seseorang saat melakukan perbuatan itu seperti merendahkan perintah-perintah syariat dan meremehkannya. Jika demikian, secara otomatis dosa kecil akan menjadi besar.

Janganlah menganggap remeh dosa kecil, karena gunung yang menjulang tinggi dan kokoh terdiri dari batu-batu yang kecil.
[8:13PM, 3/28/2015] Dewi: Renungkanlah syair berikut ini….

Aku melihat dosa-dosa itu mematikan hati

Dan melakukannya terus-menerus akan mewariskan kehinaan

Sedangkan meninggalkan dosa adalah tanda hidupnya hati

Dan kebaikan untuk dirimu dengan meninggalkannya
[8:14PM, 3/28/2015] Dewi: Ikhwati rahimani warohimakumullah….

Ketahuilah, bahwa Allah menciptakan kita untuk tujuan yang sangat agung dan kepentingan yang sangat urgen, tidak menciptakan sia-sia dan tidak membiarkan kita begitu saja tanpa pertanggung jawaban.

Tujuan agung itu adalah ibadah, di mana Allah sama sekali tidak membutuhkannya, sementara kita sangat membutuhkannya.

Ya Allah, berikanlah kepada hamba segala yang engkau sukai pada diri hamba dan hindarkanlah hamba dari segala yang telah Engkau larang hamba darinya.

Waallahu a’lam.
[8:14PM, 3/28/2015] Dewi: Demikian kajian kita malam ini, mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan, segala kebenaran datang dari Allah dan segala kekhilafan datang dari saya pribadi.

Wallahu ‘alam
Wassalamu”alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ustadz Jayyad – IHQ Team🌴

Kol IHQ